MAKNA DAN PEMAHAMAN TENTANG AJARAN SESAT / YANG DIANGGAP SESAT OLEH YANG LAIN



 Ajaran sesat, Heresi, atau Bidah atau kadangkala ditulis sebagai bid'ah, bid'aah (dari bahasa Arab yang secara harafiah berarti memulai), menurut Oxford English Dictionary, adalah "pandangan atau doktrin teologis atau keagamaan yang dianggap berlawanan atau bertentangan dengan keyakinan, atau sistem keagamaan manapun, yang dianggap ortodoks atau ajaran yang benar. Dalam pengertian ini, ajaran sesat adalah pandangan atau doktrin dalam filsafat, politik, ilmu, seni, dll., yang berbeda dengan apa yang umumnya diakui sebagai yang berwibawa." Seringkali ajaran yang dianggap sesat oleh yang lain memiliki pengikut yang justru lebih banyak dari ajaran resmi, atau ajaran utamanya.
Kata "heresy" berasal dari bahasa Yunani hairesis (dari haireomai, "memilih"), yang berarti pilihan keyakinan atau faksi dari pemeluk yang melawan. Kata ini banyak dipergunakan oleh Ireneus dalam risalatnya Contra Haereses (Melawan Penyesat). Ia menggambarkan posisinya sendiri sebagai yang ortodoks (dari ortho- "lurus" + doxa "pemikiran") dan posisinya akhirnya berkembang menjadi posisi Gereja Kristen perdana, dari mana kata-kata ortodoks itu berasal.

Jadi, ada anggapan bahwa "ajaran sesat" tidak mempunyai arti yang sepenuhnya obyektif. Kategori ini hanya ada sebagai kebalikan dari posisi suatu sekte yang sebelumnya telah didefinisikan sebagai "ortodoks". Jadi, setiap pandangan yang non konformis di dalam bidang apapun juga dapat dianggap "sesat" oleh yang lainnya di dalam bidang tersebut yang yakin bahwa pandangan mereka adalah yang "benar" (ortodoks).
Sebenarnya sebuah ajaran baru cenderung dianggap sesat, sebagai contoh ketika Abraham / Ibrahim mengutarakan panggilan Tuhan kepada kaumnya ia dianggap gila, ketika Yesus Kristus menggenapi kitab kitab Taurat ( Perjanjian lama ) Dia dianggap sesat oleh kaum ahli Taurat dan kaum Farisi. Nabi Muhammad juga dianggap sesat oleh kaumnya sendiri ( Qurais ). Dan tidak jarang siksaan dialami oleh pencetus ajaran baru tetapi setelah pencetus meninggal justru ajaran tersebut memiliki banyak pengikut setia. Terkadang antara ajaran sesat dengan ajaran sejati beda beda tipis, dan cenderung ketika ada pemahaman baru yang berbeda dengan pemahaman umum dianggap sesat oleh ajaran yang ada. Manusia cenderung menghakimi saudaranya sendiri, padahal kalau kita kembali melihat pada isi pancasila dan UUD'45 jelas bahwa kepercayaan dan keimanan bersifat individu dan pribadi, justru tidak sesuai dengan Pancasila dan UUD'45 ketika seseorang atau kelompok orang memaksakan doktrin ajaran kepada orang lain atau kelompok lain. Karena ini bersifat pribadi maka hak dan kewajiban pribadilah dalam menjalankan keyakinan yang diimaninya tersebut tanpa memaksakan keyakinan tersebut kepada orang lain yang berbeda. Perbedaan itulah yang harus terus di jaga karena pelangi terlihat indah ketika didalamnya terdapat bermacam macam warna cahaya, tidak disebut pelangi jika hanya satu atau dua cahaya dominan. Cahaya cahaya itu hendaknya seiring dan sejalan bersinar bersama sama membentuk pelangi yang sangat indah. 

Manusia harus benar benar berhati hati ketika mengatakan ajaran orang lain itu sesat. Bukan karena berbeda dengan ajaran kita atau ajaran umum lalu di vonis sesat. Ingat perjalanan agama agama " samawi " yang saat ini menjadi agama agama besar di dunia. Kristen juga dianggap sesat oleh ajaran Yahudi, Islam dianggap ajaran sesat oleh bangsa Qurais demikian juga sebaliknya. Tetapi kenyataannya banyak sekali pengikut pengikut yang menerima dan meyakini ajaran tersebut. Disinilah letak keyakinan dan keimanan yang sifatnya pribadi. " Keyakinanku ya untuk aku dan keyakinanmu ya untuk kamu, kamu tidak berhak dan tidak wajib memaksakan keyakinanmu kepada ku demikian juga sebaliknya aku tidak berhak dan tidak wajib memaksakan keyakinanku kepadamu " tetapi mari kita seiring bersama sama melaksanakan keyakinan kita masing masing agar pelangi itu lebih indah dan dapat dinikmati oleh siapa saja yang melihatnya.

Para penyesat biasanya tidak menganggap keyakinan mereka sesat. Menyebut sebuah ajaran itu "sesat" adalah suatu penghakiman yang lain, karena hal itu dilakukan dari dalam suatu sistem kepercayaan yang mapan. Misalnya, orang Katolik Roma menganggap ajaran Protestan sesat, sementara orang non-Katolik menganggap ajaran Katolik sebagai "Kemurtadan Besar." Fakta terjadi dan tersirat adalah setiap agama dan keyakinan yang ada sekarang dianggap sesat oleh keyakinan dan agama lainnya. Ini adalah fakta yang terjadi di dunia dari jaman nabi nabi - dewa dewa sampai sekarang. Selama ada perbedaan maka pasti ada penghakiman atas diri yang lain, tidak usah berbeda keyakinan ; dalam keyakinan yang sama saja akan menganggap yang lain sesat ketika diketahui perbedaannya. Mengingat manusia memiliki karekter dan sifat yang bebeda, cara pandang yang berbeda , budaya yang berbeda, geografi yang berbeda, suasana yang berbeda maka perbedaan itu pasti akan muncul. Jika dilihat dari itu semua maka tidak ada ajaran atau keyakinan yang benar mengingat semua ajaran atau keyakinan saling mengganggap sesat ajaran dan keyakinan diluar keyakinan mereka. Dengan melihat demikian maka akan muncul istilah keyakinanku untuk aku dan keyakinanmu untuk kamu. Dalam keyakinan yang dianut seseorang itu mari kita serahkan kepada yang bersangkutan dan biarlah hati nurani mereka yang menentukan mana yang terbaik dari sekian banyak yang baik.

Cara pandang seseorang akan berbeda dengan cara pandang orang lain terhadap sebuah objek yang sama. Sebagai contoh saja ketika 10 orang disuruh mengapati sebuah rumah maka akan ada 10 pendapat yang berbeda, mengingat objek pengamatannya adalah benda yang sama. Mengapa hal ini terjadi ? karena setiap orang memiliki kemampuan dan kekuatan yang bebeda beda. Si A beranggapan bahwa rumah itu sangat bagus karena warnanya sesuai dengan warga faforit si A, Si B menganggap rumah itu jelek karena warna rumah itu adalah warna yang tidak/ dibenci oleh si B. dari gambaran diatas jelas sekali dari satu objek dan cara pandang yang sama ( warna cat rumah tersebut ) sudah memiliki 2 perbedaan dari 2 orang yang berbeda. Itu adalah pengamatan yang jelas tampak oleh mata lalu bagaimana dengan pengamatan terhadap sesuatu yang tidak tampak dan tidak dapat diraba atau dilihat ? maka perbedaan pendapatnya akan semakin besar tentunya.
Agar sebuah ajarah sesat bisa ada, pertama-tama harus ada suatu sistem dogma yang berwibawa yang ditetapkan sebagai dogma yang ortodoks, seperti misalnya yang diusulkan oleh Gereja Katolik Roma. Istilah ortodoks digunakan di Gereja Ortodoks Timur, sejumlah Gereja Protestan, dalam Islam, sebagian denominasi Yahudi, dan dalam tingkat yang lebih rendah dalam agama-agama lain. Pandangan varian dari Marxisme-Leninisme yang ortodoks digambarkan sebagai "golongan kanan" atau "penyimpangan kiri". Gereja Scientology menggunakan istilah "squirelling" ("membajing") untuk merujuk kepada perubahan-perubahan yang tidak sah terhadap ajaran atau metodenya.
Untuk memberikan gambaran apa yang kami maksudkan diatas maka dibawah ini kami sedikit memberikan gambaran ajaran sesat dalam berbagai agama. Bukan maksud kami untuk menghakimi ajaran atau agama orang lain dan sebaliknya tetapi maksud kami adalah memberikan pengertikan kepada pembaca agar setelah membaca ini tidak menghakimi dan memvonis ajaran atau keyakinan lainnya sebagai kesesatan, tetapi bisa mengambil kebijaksanaan dalam menyingkapinya.

Ajaran sesat dalam berbagai agama ( agama sesat )
Penggunaan istilah ajaran sesat dalam konteks kekristenan sudah jarang digunakan saat ini, dengan beberapa perkecualian: misalnya Rudolf Bultmann dan perdebatan tentang penahbisan imam wanita dan para imam gay. Pandangan populer menurunkan "bidah" kepada Abad Pertengahan, saat puncak kekuasaan gereja di Eropa, tapi kasus seorang sarjana dan humanis Giordano Bruno bukanlah eksekusi terakhir untuk bidah. Bidaah mengingatkan akan sebuah hukuman resmi dalam negara-negara Katolik Roma hingga akhir abad 18. Di Spanyol, kasus bidah telah didakwa dan dihukum sepanjang Kontra Pencerahan setelah Era Napoleon. Demikian juga dengan Agama Islam, akan menyatakan Islam lainnya sesat ketika islam lainnya memiliki Imam perempuan. Penyesatan di dalam Kristen, Islam, Hidndu Budha dan agama lainnya sebenarnya memiliki usia yang hampir sama dengan agama yang dimaksud. Sebagai contoh saja pada agama Kristen, penyesatan di dalam gereja sebenarnya memiliki usia yang sama tuanya dengan usia gereja itu sendiri. Sejak zaman Paulus dan Yohanes, setelah Kristus naik ke surga, berbagai penyesat telah bermunculan. Gereja mula-mula yang muda itu telah diperhadapkan dengan berbagai pengaruh ajaran yang menyesatkan, dan itu akan terus berlangsung sampai akhir zaman nanti.
Abad-abad berikutnya pun gereja menghadapi berbagai aliran seperti: Marsionisme, Montanisme, Novatianis, Donatis, dan sebagainya. Demikian juga seterusnya. Jadi, gereja tidak perlu terkejut dengan munculnya berbagai ajaran dan aliran yang membingungkan dan menyesatkan, namun justru harus waspada, dan memperkokoh iman, penyelidikan kebenaran yang alkitabiah dan mempererat hubungan dengan Tuhan, Sang Kepala Gereja.

Kriteria yang Salah
Sebelum melihat beberapa titik tolak yang merupakan dasar untuk mengukur sejauh mana suatu ajaran itu bernilai sesat, orang Kristen kadang-kadang memiliki miskonsepsi, antara lain: ( ini contoh yang kami ambil dari cara pandang Kristen tetapi akan mirip sekali di terapkan pada agama lain )
  1. Jemaat besar ( mayoritas ) selalu benar, kelompok kecil adalah sesat. Kriteria ini salah, sepanjang perjalanan sejarah gereja, sering terjadi bahwa jumlah aliran yang tidak alkitabiah lebih besar dari pada gereja Tuhan. Di Chili, pada abad lalu tercatat aliran-aliran bidat lebih banyak pengikutnya daripada anggota gereja resmi. Dan, biasanya justru aliran-aliran yang mengandung kesesatan itu lebih banyak diminati orang ketimbang gereja resmi yang setia pada kebenaran dan kekudusannya.
  2. Gereja Negara ( Agama Negara ) adalah benar, jemaat pecahan sesat. Kriteria ini pun salah. Di Eropa tercatat bahwa waktu gereja menyatu dengan negara, justru membawa berbagai penyimpangan. Di Indonesia setelah zaman kemerdekaan memang tidak terjadi kesatuan antara kekuasaan gereja dan negara.
  3. Agama yang benar adalah yang menjangkau golongan sosial ekonomi menengah ke atas. Kriteria ini juga salah. Memang, berbagai aliran baru sering lebih dapat menjangkau masyarakat rendah. Sedangkan kalangan gereja besar banyak anggota dari kalangan menengah ke atas. Namun, berbagai catatan sejarah mencatat bahwa aliran-aliran tertentu justru menjangkau kelompok menengah ke atas, seperti kalangan bisnis, pejabat dan sebagainya. Bidat Christian Science, Children of God, dsb. jelas mempunyai pengikut kalangan menengah ke atas.
Batasan pengertian Ajaran sesat
Ajaran adalah suatu pemahaman (yang biasanya menyangkut konsep kehidupan) yang disampaikan kepada pihak yang lebih luas dengan sengaja dan terencana. Sesat adalah salah jalan atau menyimpang dari yang telah ditetapkan. Berbicara tentang ajaran yang sesat, kedua belah pihak dapat saling menuduh yang lain sesat dengan dasar suatu ketetapan yang menguntungkan pihak tersebut, oleh karena itu orang Kristen yang benar perlu mengambil titik tolak yang telah dibuktikan dalam sejarah Gereja Tuhan. Semua penganut ajaran, apa pun isi ajarannya, meyakini bahwa ajaran yang mereka anut itu benar. Mereka juga dapat mengatakan bahwa ajaran di luar yang mereka anut adalah sesat. Karena itu, orang Kristen perlu melihat sejarah/ penyebab munculnya berbagai ajaran yang disebut sesat, dan dari sudut pandang mana ajaran itu disebut sesat. Ajaran-ajaran yang jelas-jelas menentang kekristenan tidak termasuk ajaran sesat melainkan Anti-Kekristenan ( Anti Kristus ). Kalau di kelompokkan maka Al-Qur'an adalah Anti Kristus.

Penyebab timbulnya
Beberapa penyebab ajaran-ajaran sesat di dalam agama ( yang kami contohkan adalah dalam gereja ), antara lain:
Sebagai reaksi terhadap gereja resmi (aliran utama). Para pencetus dan penganut ajaran-ajaran yang kemudian orang Kristen sebut sesat, umumnya diawali dengan kekecewaan terhadap gereja-gereja resmi (gereja arus utama) yang semakin melembaga, semakin baku dan kaku, yang biasanya diikuti dengan ajarannya yang cenderung menekankan intelektualitas. Para penganut aliran ini ingin kembali pada kehangatan persaudaraan, pengalaman rohani, dan persekutuan langsung dengan Allah, kesederhanaan pemahaman atas Alkitab, serta penerapan ajaran Alkitab yang langsung aplikatif dalam kehidupan sehari-hari.
Penekanan terhadap doktrin tertentu. Alkitab sangat kaya dengan berbagai ajaran untuk pedoman iman dan kehidupan ini. Para penganut ajaran sesat biasanya memberi tekanan khusus pada satu atau dua ajaran Alkitab, lalu diinterpretasikan sedemikian rupa dan ditambah dengan ajaran-ajaran pemimpinnya sehingga menjadi satu doktrin utama dalam aliran itu.

Pengaruh ajaran yang tidak Alkitabiah (pola pikir di luar Alkitab/pemahaman Alkitab yang salah). Bersamaan dengan perkembangan ilmu pemikiran (sosial, sains, komunikasi, dll. yang sudah diawali pada abad 17 dan 18) berbagai fenomena pemikiran serta pemahaman saling bersentuhan dan memengaruhi. Dalam abad ke-20 yang baru lalu ini, misalnya, munculnya gerakan karismatik (dalam konotasi ekses negatifnya) bertemu dengan ajaran kemakmuran dan hidup sukses (bukan teologi sukses, sebab ajaran tersebut bukan teologi), serta pola bisnis "pasar bebas" menghasilkan menjamurnya penyelenggaraan kebaktian-kebaktian di kota-kota besar. Seperti halnya pola bisnis pasar bebas, mereka tanpa risih membuka kebaktian di samping gereja yang sudah ada. Bahkan, ada satu gedung dengan dua merek gereja yang satu sinode. Maka, yang berlaku adalah hukum rimba: yang kuat yang menang (kuat modal, kuat suara, dan kuat ndablegnya).


Titik Tolak suatu ajaran dianggap sesat 
Titik tolak untuk menyatakan suatu ajaran sesat menjadi perdebatan tersendiri. Umumnya gereja menggunakan Alkitab sebagai tolak ukur apakah suatu ajaran menyeleweng dari ajaran Tuhan. Dan Islam menggunakan Al-Qur'an sebgai tolak ukur demikian dengan agama lain memiliki tolak ukurnya sendiri sendiri. Namun persoalannya seringkali bukan apa yang mereka ajarkan dari sumber tolok ukur ( kitab suci masing masing ) , melainkan apa yang mereka tambahi di luar dari sumber tolok ukur tersebut maupun yang ajaran sumber tolok ukur tidak mereka ajarkan. Masing-masing ajaran yang dicap sesat memiliki interpretasi sendiri-sendiri terhadap tolok ukur mereka sendiri sendiri. Dengan memakai tolok ukur yang berbeda beda pula yang membuat pemahaman tentang ajaran itu sesat atau tidak menjadi tidak terarah, Sering sekali sebuah ajaran dianggap sesat ( agama sesat ) oleh agama lain dan berbeda jika dilihat dari tolok ukur yang berbeda. Dan sering kali sumber tolok ukur menjadi acuan dalam menentukan sebuah ajaran atau agama itu sesat dan tidak jarang membuat ciri ciri ajaran sesat atau ciri ciri agama sesat di ukur dari sumber tolok ukur tersebut.
Berikut beberapa pedoman yang dapat dijadikan acuan penilaian. Gereja-gereja di sepanjang zaman, terutama di lingkungan gereja-gereja reformasi, tetap sepakat menerima ajaran dasar tentang keselamatan yang bertumpu pada sola gratia , sola fide , dan sola scriptura , yaitu bahwa keselamatan ini hanya oleh anugerah Allah yang diterima dengan iman berdasarkan berita Alkitab. Semua aliran dan ajaran dalam berbagai kelompok kekristenan memang menerima prinsip tersebut, namun dalam praktiknya ada hal-hal lain yang ditambahkannya, seperti:
Adanya syarat-syarat tambahan. Beberapa contoh syarat tambahan yang tidak disetujui dengan dasar ketiga prinsip di atas, terutama Sola Fide:
  1. "Betul keselamatan adalah anugerah Allah, tetapi orang percaya harus dapat berkarunia lidah (glosolalia). Kalau tidak maka orang tersebut belum tentu selamat."
  2. "Memang keselamatan adalah anugerah Allah, tetapi si penerima harus menunjukkan perubahan hidup yang radikal (perfeksionisme) sebagai bukti keselamatan tersebut."
  3. "Keselamatan yang adalah anugerah itu harus disambut dengan peribadahan pada hari Sabat (sesuai berita Alkitab). Hari Sabat adalah hari ketujuh, yaitu hari Sabtu, bukan Minggu (Adventis)."
  4. Sebelum seseorang menerima keselamatan, ia harus melepaskan diri dari segala ikatan "duniawi", yaitu: politik dan institusi pemerintah, badan-badan usaha dan bisnis, serta lembaga agama resmi, yaitu Katholik dan Protestan, lalu bergabung dengan Society of the New World (Saksi Yehova)."
  5. Orang dapat menerima keselamatan setelah mampu menganggap bahwa segala penyakit, penderitaan, dan kematian adalah semu dan khayalan belaka (Christian Science).
  6. Bahwa asas-asas Utama serta tatacara-tatacara Injil adalah: pertama, Beriman kepada Tuhan Yesus Kristus; kedua, Bertobat; ketiga, Pembaptisan dengan penculapan untuk pengampunan dosa-dosa; keempat, Penumpangan tangan untuk karunia Roh Kudus. (Pasal-pasal kepercayaan Ke-4) Mormonisme).
  7. Pembedaan tingkat-tingkat keselamatan yang terpengaruh oleh sistem kelas yang ada di masyarakat.
  8. Ada aliran yang membedakan sekelompok orang percaya pada tingkat keselamatan, sementara ada yang sudah pada tingkat hidup rohani yang lebih dekat dengan Allah.
  9. Ada orang yang selamat yang tergolong pada 144.000 yang masuk surga, sisanya hanya tinggal dalam Kerajaan 1000 tahun di bumi ini.
  10. Aliran lain membedakan: orang Kristen Maha Kudus, Kristen Tempat Kudus, dan orang Kristen Halaman.
Gambaran tersebut diatas kami contohkan yang terjadi di tubuh gereja, dan hal serupa terjadi pada agama atau ajaran lainnya.

Ajaran-ajaran yang dianggap sesat ( kami tidak bermaksud untuk menghakimi ajaran tersebut , tetapi kami mencoba mengambil dari berbagai sumber yang telah beredar luas di masyarakat berdasarkan berbagai pemberitaan pemberitaan )
Berikut ajaran-ajaran yang dianggap sesat yang saat ini pengikutnya sudah tidak ada /hampir tidak ada dan pendiri ajaran tersebut:
  • Gnostisisme oleh Valentinius
  • Marsionisme oleh Marsion
  • Montanisme oleh Montanus
  • Arianisme oleh Arius
  • Nestorianisme oleh Nestorius
  • Pelagianisme oleh Pelagius
  • Manikheisme oleh Mani
Selain itu ada pula ajaran-ajaran yang oleh sebagian besar gereja dianggap kontroversial kalau bukan sesat. 'Gereja-gereja' ini saat ini memiliki jumlah pengikut yang tidak sedikit:
  • Gereja Mormon/Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir (Gerakan Mormon) oleh Joseph Smith
  • Gereja Saksi Yehova (Saksi Yehova) oleh Charles Russell dan Joseph Rutherford
  • Gereja Anak Tuhan (Children of God) oleh David Berg
  • Gereja Kristian Sains (Church of Christ, Scientist) oleh Mary Baker Eddy
  • Gereja Sainstologi (Scientology) oleh L. Ron Hubbard

Organisasi Ajaran Sesat 
Diantara ajaran sesat yang diwartakan di Malaysia dan Indonesia adalah seperti berikut :
  • Nasrul Haq
  • Budi Suci
  • Al-Watan
  • Budi Suci Sejati
  • Jawa Faradin
  • Silat Sunda Pukulan Ghaib
  • Tusuk Hikmat
  • Ilmu Kebatinan
  • Potong Maya
  • Naluri
  • Kaula
  • Haqqullah Syahadah
  • Rampai
  • Wali Suci
  • Kalimat Sakti
  • Silat Pukulan Jarak Jauh
  • Ilmu Tenaga Dalam Hikmat
  • Zikir Sha`ban Islam Haq
  • Asal Wujud Garis Laksmana
  • Al-Ma`zat
  • “Trancendentel Meditation”- Maharisi Mahish Yugi
  • Ilmu Kebatinan
  • Abdul Manan bin Harun- Tolak Hadis
  • Ilmu Mentauhidkan Allah oleh Nasrun S.T.Qahar
  • Kumpulan Ikhwan/al-Mas
  • Kuasa Ghaib ( Tahan Diri)
  • Mohd Nordin Putih
  • Nasrun S.T.Qahar
  • Roslan Katimun atau Ajaran Wali Sembilan
  • Tariqat Naqsyabandiyah Kadirun Yahya
  • Wali Sembilan
  • Khatijah binti Ali @ Puan Tijah
  • Syed Mutalib bin Syed Mohd Nordin
  • Ajaran Mohd Seman Al-Banjari
  • Al-Arqam
  • Golongan Anti Hadis
    Ajaran yang disampaikan oleh Juruzon bin Abdul Latif atau dikenali #juga sebagai (Hj) Ahmad al-Walidie (Pak Su)
  • Syiah
  • Ajaran Hj. Ghazali Othman Hulu Kelang
  • Ajaran Hj.Kadar Ahmad
  • Ajaran Ilmu Tajalli Ahmad Laksamana
  • Ajaran ilmu Hakikat@ Jahar Dumin Hulu Langat
  • Tarikat Mufaridiah
  • Ajaran Hassan Anak Rimau
  • Tarikat Aurad Ismailiah
  • Ajaran Martabat Tujuh
  • Tarikat Samaniah Ibrahim Bonjol
  • Ajaran Sulaiman (Bahtera Nabi Noh)
  • Ajaran Ilmu Hakikat Hassan bin Jonit
  • Ajaran Ahmadiah/ Qadiani
  • Ajaran Mohd Nor Seman
  • Ajaran Ayah Pin
  • Al-Ma`unah
  • Ajaran Azhar Wahab
  • Ajaran Hj.Banuar
  • Ajaran Sesat Lia Eden
dan masih banyak sekali contoh contoh diantaranya Gereja Katolik menganggap Gereja Protestan sesat, demikian juga sebaliknya; Islam Syuni menganggap Islam Syiah sesat demikian juga sebaliknya. Kembali kami mengulas dan sedikit kesimpulan dari kami adalah bahwa ajaran yang dianggap sesat oleh yang lain belum memiliki nilai kebenaran yang pasti, cara pandang dan sudut pandang yang berbeda serta selama masih ada perbedaan maka akan selalu muncul istilah sesat terhadap ajaran satu kepada ajaran yang lain. Istilah lain yang memiliki makna serupa dengan sesat adalah ajaran itu menyimpang, ajaran itu tidak benar, ajaran itu salah, ajaran itu tidak sesuai dll istilah. Jika di renungkan lebih dalam maka ada unsur " Ego " ( Ego manusia ).
Salam,

Dwi Hartoyo, SP
REFERENSI
1. http://id.wikipedia.org/wiki/Ajaran_sesat
2. http://ms.wikipedia.org/wiki/Organisasi_ajaran_sesat
3. http://hafez.wordpress.com/2007/10/29/inilah-sebagian-aliran-sesat-di-indonesia/
Share on Google Plus

About Restsindo

0 comments:

Post a Comment