YESUS DI COBAI DAN HIKMAT APA DI BALIK KISAH TERSEBUT





Sebuah pertanyaan mendasar adalah mengapa Roh Kudus membawa Yesus ke padang gurun untuk dicobai Iblis ?. Kisah ini ditulis dalam Matius 4 : 1 - 11 ; Markus 1 : 12 - 13 dan Lukas 4 : 1-13.
Setelah Yesus di Baptis oleh Yohanes Pembaptis Roh Allah dalam rupa burung merpati turun dari langit di atas Yesus. Dan menurut Lukas 4 : 1-13 sekembali Yesus dari sungai Yordan Roh Allah membawa Yesus ke padang gurun dan selama 40 hari 40 malam Yesus berpuasa ( tidak makan ). Pertanyaannya adalah mengapa Roh Allah membawa Yesus ke Padang Gurun untuk dicobai oleh Iblis ?
Banyak sekali tulisan dan artikel dari rekan rekan tetapi kami mencoba mencari dari sudut pandang berbeda. Untuk mencari jawaban mengapa Roh Allah membawa Yesus ke Padang Gurun dan selama 40 hari Yesus berpuasa tidak makan. Mengapa memilih padang gurun ? dan mengapa Yesus di cobai oleh Iblis ? pertanyaan pertanyaan itu akan kami jawab tetapi dari sudut pandang yang berbeda.

Seperti yang diyakini oleh umat Kristiani bahwa Sosok Yesus adalah 100 % Allah dan 100 % manusia. Walaupun pendapat ini masih merupakan asumsi semata. Tidak ada teks Alkitab yang menyatakan demikian. Menurut analisa kami dalam hubungan dengan pencobaan di padang gurun kami melihat sosok Yesus sebagai seorang manusia yang bisa merasakan lapar , haus, sedih, senang dan sebagainya.
Puasa selama 40 hari yang dilakukan oleh Yesus, mengingatkan kita akan apa yang dilakukan oleh Musa, seperti yang dikatakan di kitab Keluaran: “Dan Musa ada di sana bersama-sama dengan TUHAN empat puluh hari empat puluh malam lamanya, tidak makan roti dan tidak minum air, dan ia menuliskan pada loh itu segala perkataan perjanjian, yakni Kesepuluh Firman” (Kel 24:28). Dengan demikian, Yesus ingin menunjukkan bahwa Dia adalah hukum yang baru. Hukum yang sebelumnya dituliskan dalam dua loh batu sekarang menjadi daging; yang dulu merupakan hukum Taurat (law), sekarang menjadi rahmat (grace). Sama seperti Musa membawa dua loh batu kepada bangsa Israel dan menyatakan hukum Allah, maka Yesus membawa Diri-Nya sendiri dan menyatakan hukum yang baru dalam kotbah di bukit (lih. Mt 5), yang ditutup dengan suatu tuntutan yang terlihat tidak mungkin, yaitu “Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.” (Mt 5:48). Dan tuntutan akan kesempurnaan hanya mungkin terjadi dengan rahmat Allah, yang tercurah dari pengorbanan Yesus sendiri di kayu salib.

Gurun adalah tempat pengujian, pertemuan pembaharuan, dan. Ketika orang Israel dibebaskan dari perbudakan di Mesir, mereka mengembara 40 tahun di padang gurun. Hal ini dipandang sebagai saat pemurnian dan persiapan untuk masuk ke tanah perjanjian. Musa pergi ke gunung Tuhan di padang gurun Sinai dan tinggal di sana selama 40 hari dan malam dalam doa dan puasa ( Keluaran 24:18 ). Elia , setelah ia diberi makan dengan roti dari surga, berangkat melalui padang gurun tanpa makanan selama 40 hari ke gunung Allah ( 1 Raja-raja 19:8 ). Yesus tanpa makanan di padang gurun selama 40 hari untuk mempersiapkan diri untuk misi bahwa Bapa telah mengutus dia untuk menyelesaikan.
Demikian juga dalam kisah hidup Ayub. Dalam kisah Ayub dalam Kitab Ayub disebutkan bahwa Ayub adalah orang yang saleh dan jujur; ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan, kemudian mengalami musibah hebat. Ia kehilangan semua anaknya dan segala harta bendanya, lalu dihinggapi penyakit kulit yang menjijikkan. Musibah yang dialami Ayub bukan karena dosa dosa yang dilakukan oleh Ayub seperti yang dituduhkan teman-teman Ayub menjelaskan penderitaan Ayub itu menurut ajaran agama yang tradisional. Pada sangka mereka, Allah selalu mengganjar orang yang baik dan menghukum orang yang jahat. Jadi, penderitaan Ayub hanya dapat berarti bahwa ia telah berbuat dosa. Tetapi bagi Ayub pendapat itu terlalu dangkal; tidak sepantasnya ia mendapat hukuman yang sekejam itu, sebab ia seorang yang sangat baik dan jujur. Ia tidak dapat mengerti mengapa Allah membiarkan orang seperti dirinya mengalami begitu banyak bencana, dan dengan berani ia menantang Allah. Ayub tidak kehilangan kepercayaannya kepada Allah, tetapi ia sungguh-sungguh ingin supaya dibenarkan oleh Allah dan supaya mendapat kembali kehormatannya sebagai orang yang baik. Alkitab mengatakan bahwa Allah menngijinkan Iblis untuk mencobai Ayub. Iblis ingin membuktikan bahwa kesetiaan Ayub disebabkan oleh berkat Tuhan atas diri Ayub seperti yang tertulis dalam Ayub 1:10 " Bukankah Engkau yang membuat pagar sekeliling dia dan rumahnya serta segala yang dimilikinya? Apa yang dikerjakannya telah Kauberkati dan apa yang dimilikinya makin bertambah di negeri itu." si iblis meragukan kesetiaan Ayub kepada Tuhan. Iblis meragukan Ayub jangan jangan karena berkat yang diberikan kepada Ayub dia menjadi setia dan jika berkat itu di cabut atas diri Ayub maka iblis berprasangka Ayub akan berbalik melawan Allah. Tetapi Alkitab menjelaskan bahwa ternyata Ayub tetap setia kepada Allah walaupun segala yang dimilikinya habis dan meninggalkan dia.

Lalu apa hubungan kisah puasa Musa - puasa Elia dan kisah Ayub diatas dengan percobaan Yesus di Padang Gurun. Yesus di cobai di padang gurun bukan dalam wujud kemuliaan Allah tetapi Yesus sebagai manusia. Padang gurun adalah sebagai penggembleng kesetiaan kepada Allah. Yesus melakukan perjalanan ke padang gurun Yudea selama 40 hari untuk mempersiapkan diri dalam menjalankan misi dari Bapa yang mengutus Dia . Lebih berat lagi manakala manusia yang berada di padang gurun yang sangat gersang dan panas tersebut kekurangan makanan, maka pastilah dia akan mendekati ajalnya. Justru Yesus menjadikan padang gurun sebagai tempat di mana Dia berpuasa selama empat puluh hari dan empat puluh malam. Secara manusia memang sangat sulit untuk menerapkan metode yang dilakukan Allah kepada tubuh manusia Yesus. Sebenarnya menurut kami pencobaan Yesus di padang gurun ini merupakan metode mematikan keinginan daging dan membangun tubuh supranatural. Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera. Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya. Hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging--karena keduanya bertentangan--sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki. 


Jati diri kita selaku manusia akan terlihat saat kita berhadapan langsung dengan persoalan dan situasi kritis. Dalam situasi yang normal, sehat dan sejahtera pada umumnya manusia akan mampu untuk menyembunyikan sifat dan karakternya yang kurang baik. Tetapi ketika manusia menghadapi sesuatu yang mengancam dan membahayakan keselamatan hidup seperti: sakit, kemiskinan, kelaparan dan penderitaan maka sangat sulit bagi manusia itu untuk menyembunyikan ungkapan dan jati dirinya yang sesungguhnya. Saat kita berhadapan dengan situasi “batas akhir” dimana kita berada dalam kondisi yang sangat buruk dan kritis, maka kita akan mengekspresikan kedirian ( sang aku ) kita yang paling otentik. Karena itu untuk mengetahui jati diri Yesus yang sesungguhnya, Roh Allah membawa Yesus untuk diuji di padang gurun. Di Mat. 4:1 menyaksikan: “Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis”. Semula di sungai Yordan, Allah telah mengurapi Yesus dengan Roh Kudus sehingga Yesus menjadi Kristus. Roh Kudus telah memenuhi diri Yesus sehingga Dia menjadi seorang Messias. Tetapi kedirian Yesus sebagai Messias saat itu belum terbukti dan teruji. Apakah Dia dapat menjadi seorang Messias yang taat dan setia kepada Allah, ataukah Yesus berubah menjadi seorang Messias yang tidak taat kepada firman Tuhan. Karena itu Roh Kudus membawa Yesus ke padang gurun sebagai tempat di mana kedirianNya sebagai seorang manusia sekaligus sebagai Messias diuji secara total. Kita mengetahui situasi padang gurun sebagai tempat yang sangat kering dan sangat panas pada waktu siang tetapi sangat dingin pada waktu malam; tempat di mana tidak tersedia makanan dan minuman juga tidak memiliki pohon yang rimbun untuk berteduh. Sehingga padang gurun menjadi tempat bayang-bayang maut bagi siapapun yang berada di sana sebab tidak terjamin keselamatan hidupnya.

Tiga Pencobaan Iblis dan Implementasinya bagi manusia
Mengenai urut urutan pencobaan pada diri Yesus antara kitab Matius dan Kitab Lukas berbeda ; tetapi walaupun urut urutannya berbeda jenis dan bentuk pencobaan yang diterima Yesus dan jawaban Yesus tetap sama. Disini kami akan mengambil dari Kitab Matius 4 : 1-11 . Setelah Yesus berpuasa selama 40 hari - 40 malam tidak makan Yesus menjadi lapar. Pada saat lapar itulah Iblis datang kepada Yesus untuk mencobainya.
  1. Perncobaan pertama adalah " Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti."
    Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."
  2. Pencobaan kedua adalah " Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu."
    Yesus berkata kepadanya: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!"
  3. Pencobaan ketiga adalah " Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku."
    Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!" 
Pencobaan pertama : Batu menjadi Roti
Pencobaan pertama ini benar benar dasyat karena situasi , kondisi dan suasana yang dialami Yesus benar benar sedang lapar. Rasa lapar karena selama 40 hari lamanya Yesus tidak makan. Tidak hanya itu kondisi padang gurun yang ekstrim yaitu sangat panas pada siang hari dan sangat dingin pada malam hari benar benar menghancurkan kondisi badan manusia. Dan hal itu dilakukan Yesus selama 40 hari 40 malam. Belum lagi banyaknya binatang buas yang ada di padang gurun.
Pencobaan pertama berupa tantangan Iblis agar Yesus memenuhi kebutuhan dasarnya yaitu lapar jasmani secara manusia. Dan secara Rohani Yesus memiliki kemampuan dan kuasa untuk melakukan hal hal yang di utarakan oleh iblis yaitu batu menjadi roti.
Yesus memiliki kuasa untuk merubah batu menjadi roti yang paling enak dan lezat hanya dalam hitungan detik saja. Tetapi apa yang dilakukan Yesus tidak seperti yang diharapkan oleh iblis. Bujuk dan rayuan iblis tidak dilaksanakan oleh Yesus, Yesus tidak merubah batu menjadi roti, tetapi justru memberikan kesadaran kepada iblis bahwa Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.
Yang menarik dari jawaban Yesus adalah bahwa makanan jasmani memang penting tetapi ada yang lebih penting lagi yaitu makanan rohani yaitu melakukan kehendak dan firman Tuhan. Sebuah pilihan yang sulut menurut kami karena secara jasmani Yesus membutuhkan sesuatu untuk di makan karena memang perutnya sedang sangat kosong dan lapar. Dan ada kuasa pada dirinya untuk merubah batu menjadi roti. Pilihan yang diambil Yesus adalah tidak menggunakan kuasanya tetapi menjalani hidup sebagai manusia biasa dan menahan rasa lapar yang luar biasa. Pada tahap ini Yesus sudah mampu mengatasinya.
Roma 8:6 - 7" Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera.Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya. " Galatia 5:16 -17 " Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging--karena keduanya bertentangan--sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki.

Pada pencobaan pertama ini Yesus lebih memilih melaksanakan keinginan Roh dan bukan keinginan daging. Lebih mudah mengatakannya tetapi sangat sulit melakukannya. Nafsu yang paling melekat dan sifatnya paling alami ada pada diri manusia adalah Nafsu keinginan daging. / nafsu Lauwamah. Karena memang merupakan kebutuhan dasar dan alami manusia yaitu kebutuhan untuk bertahan hidup. ( makan , minum, sahwat, rasa nikmat dll ). Bagaimana mengatasi nafsu Lauwamah ini ? Alkitab mengajarkan agar kita lebih mengutamakan keinginan Roh dan melaksanakan kehendak Allah daripada keinginan daging. Dan yang lebih penting adalah hendaknya kita mau berkata jujur pada diri sendiri bahwa memang makan- minum- sahwat - rasa nikmat adalah karunia yang diberikan Tuhan atas tubuh jasmani. Dan secara alami manusia membutuhkannya dan hal tersebut juga merupakan berkat dari Tuhan. Jujur kepada diri sendiri dan jujur kepada Tuhan, tetapi prioritas kita adalah bagaimana lebih mengutamakan kehendak Allah dari pada keinginan daging.


Pencobaan ke dua : Perlindungan dari Allah
Kasus ini serupa dengan yang dialami oleh Ayub. Allah memberkati Ayub sehingga setiap usaha dan langkah hidup Ayub selalu dalam lindungan dan diberkati Allah. Tetapi atas saran iblis dan berkat pada diri Ayub di cabut, ternyata Ayub masih tetap setia. Demikian juga pada pencobaan Yesus yang kedua ini. Mari kita berandai andai misalnya saja Yesus menuruti bujuk rayu iblis Yesus menjatuhkan diri dan malaikan Tuhan menopang Yesus, sehingga ketika sampai di darat tidak luka atau cidera. Jika orang banyak melihatnya maka sangat mudah bagi Yesus untuk menyebarkan ajarannya, dan orang orang banyak akan takjub dan memuji Yesus.
Efek pencobaan ke dua bagi diri Yesus sangat luar biasa. Yesus bisa menjadi sosok yang tiba tiba terkenal, orang orang akan takjub dengan keberanian dan kenekatannya dan yang jelas akan disanjung oleh manusia sebagai manusia yang luar biasa. Coba banyangkan tiba tiba ada orang yang jatuh dari lantai 100 sebuah gedung dan ternyata orang itu tidak luka atau cidera ? luar biasa bukan. Jika dilakukan maka rasa bangga diri dan rasa sombong yang luar biasa bisa muncul. Siapa sih yang tidak ingin di sanjung oleh orang, siapa sih yang tidak ingin mendapat pujian dan disegani oleh orang lain !
Pada pencobaan ke dua ini ternyata iblis juga memahami dan mengerti tentang firman firman Allah. Itu sebabnya ia menggunakan firman Allah untuk menjatuhkan Yesus. Iblis bermain main dengan firman Allah dan memutar balikkan firman untuk kepentingan pribadi yaitu kepentingan Yesus sendiri. Itu sebabnya Yesus menjawabnya dengan : " Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu !".
Bermain main dengan firman Allah dan memutar balikkan firman untuk membenarkan diri sendiri dan membenarkan pendapat sendiri adalah wujud mencobai Tuhan. Yesus melihatnya dari sudut pandang tersebut.
Melakukan firmann Allah sesuai dengan yang dikehendaki Allah dan bukan memanfaatkan firman itu untuk kepentingan diri sendiri atau untuk kepentingan kepentingan tertentu. Dalam hal ini secara tersirat Yesus mengajarkan agar kita mendahulukan kehendak Allah dan taat kepada firman dan kehendak Allah. Bukan mengambil inisiatif sendiri tetapi di gerakkan oleh Allah dan di illhamkan oleh Allah sendiri.


Pencobaan ke tiga : Kekuasaan Dunia jika mau menyembah Iblis
Pada pencobaan ke tiga iblis ingin menunjukkan bahwa dia memiliki kuasa atas dunia dan iblis bisa memberikannya kepada siapa saja asal mau menyembah iblis. Kuasa atas dunia merupakan dambaan manusia. Ada istilah tentang hal tersebut yaitu harta - wanita dan tahta.
Iblis memberikan kenikmatan dunia dengan pengamatan mata akan kemegahan dunia. Jadi teringat akan jatuhnya manusia dari dosa untuk pertama kalinya yaitu dari pandangan mata Hawa akan keelokan buah yang baik dan jahat serta keinginan untuk mencoba dan mencicipinya. Iblis mencoba untuk menutup pandangan Yesus akan kuasa Allah, seolah olah yang berkuasa atas dunia itu hanya iblis saja. Iblis mencoba membubarkan angan angan manusia akan keesaan Tuhan. Seolah olah semua kemegahan dunia adalah milik iblis dan kuasa iblis.
Tuhan Allah juga berkuasa atas seluruh alam semesta tidak hanya bumi ini saja tetapi seluruhnya adalah milik Allah. Surga dan neraka adalah juga milik Allah. Karena semua adalah milik Allah maka hendaknyalah semua mahluk harus tunduk dan menyembah kepada Allah. Termasuk si iblis harus tunduk dan patuh serta menyembah Allah.
Dari tiga hal pencobaan yang dialami oleh Yesus banyak hal yang bisa kita pelajari. Bagaimana kita harus lebih mengutamakan kehendak Allah dari pada melakukan keinginan daging. Taat kepada Tuhan Allah saja dan tidak kepada yang lainnya. Bagaimana kita dapat mengatasi dosa dan kelemahan moral dalam kehidupan pribadi kita? Tuhan Yesus memberi kita Roh Kudus-Nya untuk membantu kita dalam kelemahan kita (Roma 8:26) dan menjadi pemandu kami dan penghibur dalam pencobaan dan pengujian (1 Korintus 10:13). Tuhan memberikan kasih karunia untuk rendah hati yang mengakui ketergantungan mereka pada dirinya (Yakobus 4:6) dan ia membantu kita untuk berdiri melawan serangan dari musuh kita, Setan, yang berusaha untuk menghancurkan kita (1 Petrus 5:8-10; Efesus 6 :10-18). Tuhan Yesus selalu siap untuk mencurahkan Roh-Nya kepada kita sehingga kita dapat memiliki kekuatan dan keberanian kita perlu melawan dosa dan menolak kebohongan dan penipuan Setan. Tuhan ingin kita "melawan pertandingan iman" (1 Timotius 6:12) dengan kekuasaan dan kekuatan yang berasal dari Roh Kudus. Apakah Anda mengandalkan Tuhan untuk kekuatan dan bantuan?


Salam,

Dwi Hartoyo, SP
REFERENSI
1. http://katolisitas.org/3718/mengapa-yesus-dicobai-oleh-iblis-di-padang-gurun
2. http://www.swordofthespirit.net/bulwark/feb08p5.htm
3. http://worryisuseless.wordpress.com/2012/02/26/jesus-was-in-the-wilderness-forty-days-tempted-by-satan/
4. http://id.wikipedia.org/wiki/Kitab_Ayub
Share on Google Plus

About Restsindo

0 comments:

Post a Comment