APAKAH ADA MANUSIA YANG PERNAH MELIHAT ALLAH, Apakah Tuhan Bisa Dilihat Manusia


Apakah ada manusia yang pernah melihat Allah Sang Pencipta, bagaimana wajah Allah ! DIA itu misteri tetapi hasil karya-Nya nyata di depan kita. Seolah -olah berkata engkau manusia jangan melihat Allah tapi resapilah Allah melalui karya - karya-Nya.
Kita mempunyai mata tetapi kita tidak dapat melihat DIA Sang Pencipta, manusia mempunyai mata tapi tidak dapat melihat. Tidak hanya mata, manusia juga punya roh tetapi Allah yang adalah Roh juga tidak dapat dilihat oleh roh manusia. Allah yang begitu misterius sehingga manusia seolah - olah seperti orang buta yang berusaha mengenali seseorang melalui informasi - informasi yang dia tangkap melalui panca indranya dan merenungkan serta mengambil kesimpulan tentang sosok orang tersebut. Seperti itulah manusia mengenali dan memahami tentang Tuhan Allah Sang Pencipta.
Seperti seorang buta diatas maka kami juga akan mencari dan menghimpun informasi dari berbagai sumber untuk menemukan hikmat agar diperoleh pengetahuan dan pengertian sehingga dapat tumbuh iman pengenalan akan Yang Maha Kudus.

Dalam agama samawi / agama Abrahamik terdapat 3 agama yaitu Yahudi- Kristen - Islam yang bercerita tentang Allah Sang Pencipta; pengenalan akan Allah dikenalkan oleh ketiga agama tersebut, maka pendekatan kami juga pada Alkitab. Kami tidak mengupas menurut Alquran karena Islam dengan Kitab Suci Alquran adalah agama yang paling bungsu sehingga sumber - sumber informasi sudah tidak murni lagi mengingat ada selisih sekitar 6.500 tahun dari Taurat sampai ke Alquran tercipta. Walaupun sama - sama menyebutkan Allah bisa jadi Allah yang dimaksud dalam Alquran bukan Allah yang sama seperti yang dimaksud dalam Taurat. Dalam Alkitab kita mengenal TUHAN ( huruf besar semua ), Tuhan, tuhan, ada juga Allah dan ada juga tulisan allah (huruf kecil semua). Penulisan itu bukan salah ketik tetapi memang ada perbedaan. Kami akan membahasnya pada artikel kami yang lain.

Memahami Alkitab hendaknya dengan membahami bacaan - bacaan dalam satu perikop kita hendaknya membaca sebelum dan membaca ayat - ayat setelahnya sehingga kita tidak gagal paham. Memang berbeda dengan cara penulisan Alquran yang ditulis "secuplik - secuplik" / sepotong-sepotong dan tidak ada alur ceritanya. Sehingga bisa saja Alquran di tafsirkan dan diasumsikan menurut sudut pandang pembaca bukan pendekatan penulis. Berbeda dengan Alquran , cara penulisan Alkitab memiliki alur seperti orang yang bercerita, sehingga memahami Alkitab juga sebaiknya membaca sesuai alur, situasi dan suasana yang diceritakan sehingga apa yang dimaksud oleh penulis bisa di ambil hikmat untuk mendapatkan pengetahuan dan pengertian. Dengan demikian iman dapat tumbuh yaitu pengenalan akan Yang Maha Kudus. Itu sebabnya Alkitab ditulis dalam berbagai bahasa yang mendekati bahasa ibu masing- masing sehingga maksud penulis bisa dipahami dan dimengerti tanpa harus belajar bahasa asing. Dan jika ada perkataan atau tulisan yang menyatakan bahwa "Alkitab tidak murni" itu berarti orang itu yang tidak menggunakan otak dan akalnya, lebih - lebih di era sekarang ini kami yakin satu orang bisa menguasai lebih dari satu bahasa. Anda bisa beli Alkitab versi bahasa yang anda kuasai dan bandingkan, apakah kedua Alkitab itu berbeda makna dan maksudnya ! silahkan anda buktikan, huruf memang berbeda tetapi makna dan pengertiannya tetap. Ini juga bukti bahwa Alkitab adalah kebenaran sehingga dilihat dari sudut pandang manapun kebenaran tetap sebuah kebenaran, tidak ada yang ditutup-tutupi karena beda budaya atu adat. Itulah kebenaran yang sejati, hanya waktu yang bisa menjelaskan dan membuktikannya seiring dengan berkembangnya kemampuan akal manusia dan bimbingan Roh Kudus.

Kembali kepada topik kita, apakah ada manusia yang pernah melihat Allah Yehuwah ? Maka untuk menjawabnya kita perlu bertanya balik manusia siapa ? Apakah Adam dan Hawa saat di taman Eden atau sejak Adam dan Hawa di usir dari taman Eden karena kejatuhannya dalam dosa disebakan tidak taat pada Allah dengan makan buah pengetahuan yang baik dan yang jahat !!!

Disini kami memakai nama "Allah Yehuwah" karena dalam Alkitab terbitan LAI versi bahasa Jawa ditulis " Allah Yehuwah" untuk menyamakan Alkitab versi bahasa Indonesia yang ditulis " TUHAN " dengan huruf besar semua dan dalam versi Ibrani dan Yunani ditulis YHWH

Gambar Ilustrasi " Musa bertemu Allah wajah dengan wajah "

Ketika manusia berada di taman Eden (Kejadian 2:15) manusia Adam dan Hawa bisa melihat Allah tetapi ketika manusia makan buah pengetahuan yang baik dan yang jahat karena ketidak taatan maka mereka jatuh dalam dosa (Kejadian 3 : 6-8), sehingga manusia sembunyi karena takut saat mendengar langkah Allah Yehuwah.(Kejadian 3 : 10). Akibatnya manusia diusir dari taman Eden (Kejadian 3 : 23). Semenjak itulah terdapat jurang pemisah antara Allah yang Suci dan Manusia yang berdosa. Alkitab tidak menuliskan apakah Allah Yehuwah masih menampakkan diri kepada Adam dan Hawa seperti saat di taman Eden (dalam segala kemulianNya) pasca pengusiran itu. Dalam Kejadian pasal 4 di jelaskan terjalin komunikasi antara Allah Yehuwah dengan Kain dan Habel (Generasi ke-2) dengan disebutkan Allah Yehuwah mengindahkan persembahan Habel dan berfirman kepada Kain " Mengapa hatimu panas dan mukamu muram ? " (Kejadian 4 : 3-6) dan tidak dijelaskan secara detail. Bisa jadi kehadiran Allah Yehuwah saat itu adalah " teofani "/ theofani (berupa suara).

Teofani / theofani berarti Allah menampakkan diri melalui tanda-tanda yang dapat dihayati oleh manusia (yang bersangkutan) , sehingga yang bersangkutan sadar bahwa mereka berhadapan dengan Allah sendiri. 
Setelah manusia jatuh dalam dosa Allah Yehuwah menyatakan dirinya dalam wujud " teofani " dimana wujud Allah yang merupakan manifestasi atau penjelmaan Allah yang dapat ditangkap oleh indra, seperti dalam wujud suara, malaikat, manusia, semak yang menyala, badai (Ayub 38:1), tiang awan dan tiang api, gejala kosmis, melalui gejala alam dll.

Manusia juga mendapatkan penglihatan tentang Allah, gambar tentang Allah dan penampakan diri Allah secara Teofani, namun tidak seorangpun yang melihat Allah dalam kesempurnaanNya. Dan jika ada, maka manusia itu akan mati (Keluaran 33 :20).
Bagaimana dengan para nabi, banyak pendapat dari para teolog yang menyatakan bahwa para nabi juga melihat Allah secara " teofani " seperti Abraham, Ishak, Yakub, Musa, para tua-tua Israel, Daud, dan tokoh-tokoh dalam Alkitab.
Memang ada beberapa pendapat yang menyatakan dalam Alkitab bahwa para nabi melihat Allah, itu jika anda membacanya hanya sepotong atau memahaminya seperti cara membaca Alquran (sepenggal - sepenggal) misalnya seperti Kejadian 17:1 ; Kejadian 18:1; Keluaran 6:2-3 ; Keluaran 24:9-11 ; Bilangan 12:6-8 ; Kisah Para Rasul 7:2. Ayat ayat tersebut bisa dipahami merupakan penampakan teofani.



Allah Yehuwah berfirman kepada Musa dalam Keluaran 33 : 20 yang demikian  "Engkau tidak tahan memandang wajah-Ku, sebab tidak ada orang yang memandang Aku dapat hidup."  Hal ini senada dengan Kitab Perjanjian Baru bahwa tidak ada seorangpun yang dapat melihat Allah Yehuwah seperti tertulis dalam Yohanes 1:18 ; Yohanes 5:37 ; Yohanes 6:46 ; 1 Yohanes 4 :12 ; 1 Timotius 6:15-16.
Agar anda bisa lebih mendapatkan hikmat untuk memperoleh pengetahuan dan pengertian tentang Allah Yehuwah silahkan baca artikel manarik dibawah ini.

Yang luar biasa menurut kami adalah walaupun dalam wujud teofani tetapi wujud Allah Yehuwah juga memiliki kuasa yang Maha Dasyat, dan Dia juga Maha Kudus. Itulah Allah, hanya DIA sajalah segala puji dan sembah; Keselamatan, Kemuliaan dan Kekuasaan adalah pada Allah Kita yaitu Allah Yehuwah, Yesus Kristus dan Roh Kudus yaitu " Trinitas " yang juga akan kami jabarkan pada artikel ini.

Kemudian bagaimana manusia mengenal atau memahami Allah Yehuwah jika tidak ada seorangpun manusia yang pernah melihat Allah. Seperti yang kami jelaskan pada awal artikel ini, manusia memahami Allah Yehuwah seperti orang buta mengenali seseorang melalui informasi - informasi yang sibuta terima oleh panca indranya dan diolah serta disimpulkan oleh akal budinya, sehingga orang buta itu mengenal seseorang itu walaupun si buta tidak melihat sosoknya secara langsung.
Sebenarnya fakta ini terbantahkan dan dipatahkan oleh Yesus Kristus seperti yang tertulis dalam Kitab Perjanjian Baru. Yesus berkata " Hanya orang suci hatinya yang dapat melihat Allah " (Matius 5 :8) dan faktanya sejak manusia jatuh dalam dosa tidak ada seorangpun yang suci hatinya.

Yesus Kristus sendiri memberikan dasar konsep Trinitas walaupun tidak secara terang - terangan, sering kali Yesus Kristus menyebutkan Bapa, menyebutkan Putra untuk mewakili dirinya dan Roh Kudus. Konsep tersebut oleh orang umum dan teolog disebut " Trinitas ", konsep ini dikatakan hanya bisa dimengerti secara iman, tetapi menurut kami tidak hanya secara iman tetapi banyak fakta - fakta alam yang juga bisa menjelaskan. Semisal perubahan wujud benda cair (seperti air) dari cair, es dan gas tetapi hakekatnya mereka adalah air. Serupa dengan itu Allah  ketika berubah menjadi salah satu wujud bukan berarti wujud yang lainnya tidak ada, dan jika berlaku demikian maka anda jangan menyembahnya karena allah yang demikian bukan Allah yang Maha Segalanya. 
Disinilah dibutuhkan iman, dan iman bukan hasil usaha kita tetapi iman adalah pemberian dari Allah sendiri (Efesus 2 : 8). Sering kali kami melihat beberapa orang yang mengerti konsep perubahan wujud / bentuk benda tetapi ketika berbicara tentang Allah mereka kesulitan memahami, Allah itu Maha Segalanya, Allah itu mutlak. Terkadang manusia pahami Allah itu sesuai dengan keinginan mereka sendiri, seolah - oleh Allah harus menuruti semua yang mereka kehendaki. Disini kami menyimpulkan bahwa konsep Allah mereka ciptakan sendiri sesuai dengan yang mereka harapkan (menurut kemampuan akal mereka), mereka lupa bahwa Allah Yehuwah adalah Sang Pencipta, DIA juga punya hak melakukan apa Yang DIA kehendaki sesuai keinginan Allah sendiri.
Jadi walaupun manusia berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan hikmat - pengetahuan dan pengertian untuk mengenal Allah, manusia tidak akan berhasil, karena hanya kepada mereka yang diberi saja bisa mengerti dan mengenal-Nya. Dalam Roma 3 : 11 mengatakan " Tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah." Walaupun demikian Yesaya juga memberikan harapan dalam Yesaya 55 : 6 yang demikian " Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat! ". Yesaya mengatakan masih ada kesempatan selama Allah masih berkenan untuk ditemui.

Dan pengenalan akan Allah Yehuwah secara terang- terangan dijabarkan oleh Yesus Kristus sendiri. Seperti tertulis dalam Alkitab Perjanjian Baru. Dengan melihat Yesus manusia juga melihat Bapa (Yohanes 14 : 9-11), Yesus didalam Bapa dan Bapa di dalam Yesus. Yesus Kristus juga berkata bahwa Yesus dan Bapa adalah satu (Yohanes 10 : 30). Kalimat tersebut merupakan gambaran dari Allah Yehuwah dalam wujud " teofani " dalam wujud Yesus Kristus.

Yesus berkata " Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya.(Matius 11 : 27).
Jelas dikatakan bahwa tidak ada seorangpun yang mengenal Anak selain Bapa dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak. Dikatakan tidak seorangpun, itu artinya tidak ada seorang manusiapun yang mengenal Anak dan Bapa termasuk para nabi. Jika hal ini dihubungkan dengan penampakan teofani oleh para nabi maka jelas apa yang para nabi pahami masih belum memahami Anak dan Bapa secara utuh, hanya sebagian saja yang dipahami tentang Anak dan Bapa menurut Yesus Kristus. Walaupun hanya sebagian kita patut bersyukur karena kita hidup saat ini, kita bisa memperoleh informasi yang sedikit - sedikit dari pengalaman perjumpaan para nabi dengan Allah, sehingga manusia sekarang bisa mengambil gambaran dan kesimpulan tentang Allah lebih baik dari para Nabi karena mereka hanya tahu dari sudut pandang mereka, dan kita tahu dari sudut pandang nabi- nabi.

Sehingga bisa juga diasumsikan bahwa siapa yang dilihat oleh para nabi dalam wujud teofani adalah diri Yesus sendiri sebelum DIA lahir sebagai Yesus. Yang dilihat oleh para nabi adalah Yesus sebelum kelahirannya di dunia. Bisa juga Yesus adalah perwujudan "teofani " dari Allah Yehuwah. Seperti yang tertulis dalam Yohanes 8 : 58 bahwa " sebelum Abraham jadi Yesus sudah ada ". 
Dikatakan sebelum Abraham jadi bisa diartikan sebelum ada Abraham atau sebelum Abraham lahir atau bisa juga sebelum Abraham direncanakan sebagai bapak orang beriman Yesus Kristus sudah ada. Ini memberi gambaran bahwa wujud Yesus Kristus sebelum Yesus dilahirkan di dunia.

Jika dipahami bahwa Yesus Kristus dan Bapa adalah satu (Yohanes 14 : 9-11 dan Yohanes 10 : 30) maka murid- murid (Para Rasul) melihat Allah ? maka jawabannya adalah Ya, mereka melihat Allah dalam wujud (teofani) Yesus Kristus meskipun mereka tidak melihat Allah Bapa secara langsung. Mereka melihat Yesus Kristus dalam karakter dan perilaku yang menggambarkan Allah Bapa yang melakukan segala kehendak Bapa (Yohanes 7 : 16 - 17). Bahwa Ajaran Yesus dari Allah dengan perkataan dari diri Yesus Kristus sendiri sesuai yang Allah Bapa tunjukkan kepadaNya (Yohanes 5 : 19).  Ayat tersebut mejelaskan bagaimana hubungan antara Bapa dan Yesus tidak sekedar hubungan antara Ayah dan Anak atau hubungan sahabat, dimana hubungan ayah dan anak atau sahabat terdapat saat keduanya berpisah (tidak berjumpa) sehingga tidak tahu, tetapi hubungan antara Bapa dan Yesus seperti yang dijelaskan adalah hubungan yang lebih dari sekedar hubungan ayah dan anak atau lebih dari hubungan sahabat atau lebih dari hubungan suami - istri; karena  antara Bapa dan Yesus adalah satu, dengan kata lain tidak pernah berpisah. Kira - kira hubungan apa yang tidak pernah berpisah sedetikpun di dunia ? jika dihubungkan dengan hal duniawi sampai hari ini tidak ada yang mampu menjalin hubungan seperti pada Yohanes 14 :9-11 dan Yohanes 10:30. 
Yang mendekati penjelasan itu adalah Bapa adalah Anak dan Anak adalah Bapa sendiri, mereka adalah mereka sendiri; dan Bapa -Anak punya kuasa sehingga ketika Anak di dunia bukan berarti di Surga atau tempat lain tidak ada Bapa atau sebaliknya. Karena kuasa-Nya DIA tidak dibatasi ruang dan waktu apalagi dibatasi oleh ilmu pengetahuan atau pengertian manusia. DIA melebihi segala sesuatu, dengan kata lain DIA sangat besar sehingga tidak ada satupun yang bisa menahan atau menampung-Nya dan DIA juga sangat kecil, lebih kecil dari virus atau apapun sehingga DIA bisa masuk kemana saja dan tidak ada yang bisa menahan DIA untuk masuk karena saking kecilnya. 
Mungkin anda sulit memahami apa yang kami tulis ini, kami juga tidak tahu harus menjelaskan bagaimana lagi kepada anda. Kami percaya Roh Kudus yang akan menjelaskan dan memberi pengertian kepada anda sehingga anda bisa mengenal Yang Maha Kudus.



Oleh sebab itu bersyukur sekali orang orang yang hidup pada jaman Yesus termasuk para murid karena mereka telah melihat Allah. Seperti yang tertulis dalam Roma 8 : 19 yang demikian "Sebab dengan sangat rindu seluruh makhluk menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan ", Dan bersyukur sekali murid - murid dan orang yang hidup pada jaman Yesus hidup karena seperti ada tertulis " banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang mereka lihat tetapi tidak melihatnya dan ingin mendengar apa yang mereka dengar tetapi tidak mendengarnya ( Matius 13 : 17 dan 24 ).
Tentang siapa anak manusia dia adalah Yesus sendiri (Yohanes 9 : 35 - 38), disana jelas dikatakan bahwa Anak Manusia adalah Yesus sendiri.

Yohanes 8 : 42 Kata Yesus kepada mereka: "Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku keluar dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang mengutus Aku." Firman ini mengatakan bahwa Yesus datang ke dunia karena Dia diutus oleh Bapa-Nya.

Bahkan yang luar biasa adalah Yesus berkata bahwa kepada Yesus telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi (Matius 28 : 18), dan ditegaskan dalam Matius 11 : 27 dengan mengatakan bahwa semuanya telah diserahkan kepada Yesus oleh Allah Yehuwah.Dari ayat tersebut diatas menjelaskan bahwa segala kuasa dari Allah Yehuwah telah diserahkan kepada Yesus. Tetapi Yesus tidak sewenang - wenang dengan kuasa yang dia terima seperti yang tertulis dalam Yohanes 5 : 19 - 20  yang berbunyi " Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jika tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak; karena Bapa mengasihi Anak sehingga Bapa menunjukkan segala sesuatu yang dikerjakan oleh oleh Bapa, bahkan bapa akan menunjukkan kepada Yesus pekerjaan - pekerjaan yang lebih besar lagi dari pekerjaan yang telah Allah Yehuwah kerjakan (ayat 20).

Jika mencermati ayat tersebut diatas maka bisa diasumsikan bahwa yang menciptakan langit dan bumi dan segala isinya adalah Yesus Kristus sebelum Dia lahir ke dunia (Wujud teofani). Tentu dengan desainernya adalah Allah Bapa.
Memang terdengar ekstrims jika dikatakan bahwa Yesus Kristus adalah pencipta langit dan bumi seperti dalam Kejadian 1 : 1. Tentu dalam wujud sebelum Yesus dilahirkan ke dunia.

Jika demikian mengapa Yesus harus lahir dari keluarga yang miskin dan harus menderita sengsara, mati dan bangkit dari antara orang mati. Padahal Dia adalah hakekat dari kehidupan ! jika dihubungkan ke arah sini memang terlihat tidak mungkin, sama dengan seorang presiden yang bersedia mengayuh becak dan mengantarkan penumpang ke tujuannya. Memang tidak mungkin dari sudut pandang manusia tetapi faktanya !! sehingga Mazmur 92 :6 " Betapa besarnya pekerjaan-pekerjaan-Mu, ya TUHAN, dan sangat dalamnya rancangan-rancangan-Mu " dan Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhanlah yang terlaksana ( Amsal 19 : 21 ). Seperti juga yang disampaikan oleh Yesaya 55 : 8 yang demikian " Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. ".
Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." ( Markus 10:45 )

Haleluya .... Haleluya .... Haleluya
Keselamatan - Kemuliaan dan Kekuasaan adalah pada Allah kita yaitu Allah Yehuwah - Yesus Kristus dan Roh Kudus.

Salam,


Dwi hartoyo, SP


Share on Google Plus

About htysite

0 comments:

Post a Comment