" HUKUM MENERIMA DAN MELEPASKAN " HAL MEMBERI SEDEKAH ALKITAB vs AL QUR'AN







Hal memberi sedekah kepada sesama kita; membantu sesama adalah kewajiban kita yang mampu. Sebenarnya hal ini merupakan hukum alam dimana ada yang memberi dan ada yang menerima. Hukum alam ini harus terus berputar karena jika sampai tidak berputar maka akan terjadi kekacauan. Sebuah gambaran dalam hal ini tentang memberi dan menerima adalah dapat dipahami pada proses alami tubuh manusia. Secara alami tubuh manusia membutuhkan nutrisi ( makanan ) sebagai sumber energi dan berproses untuk tetap bisa bertahan hidup, juga membuang sisa sisa makanan yang manusia makan yaitu berupa kotoran ( fases / tahi ). Prinsip alami ini juga diterapkan pada hampir semua benda ciptaan manusia misalnya saja mobil ; mobil butuh bahan bakar berupa bensin atau solar dan sisa pembakaran dikeluarkan melalui knalpot. Coba anda bayangkan jika manusia hanya makan saja tetapi sisa makanan tidak dikeluarkan. Makan terus tetapi tidak bisa buang air besar maka anda atau saya akan gelisah jika terus berlangsung maka tubuh akan merasakan sakit jika terus berlangsung akan butuh operasi. Hanya karena tidak dapat buang air besar saja manusia akan menederita. Sekarang bagaimana dengan sebaliknya jika kita sedikit makan tetapi banyak yang dikeluarkan ( misalnya diare ), kita banyak buang air besar tetapi sedikit makan ! maka tubuh tidak seimbang, terlalu banyak yang dibuang membuat tubuh menjadi dehidrasi ( kekurangan nutrisi ) juga dapat berakibat fatal.

Gambaran diatas hendaknya bisa menjadi aspirasi bagi kita bahwa perihal memberi dan menerima adalah dua hal yang saling terkait dan seimbang. Hukum alam ini bisa dipahami dengan hukum " menerima dan melepaskan " atau inpun dan output. Menerima saja tanpa memberi ternyata juga tidak baik atau memberi saja tanpa menerima ternyata juga tidak baik. Setiap orang di dunia akan mengalami peristiwa alami ini, pada saatnya menerima dan di saat yang berbeda juga akan memberi. Ada saatnya seseorang akan menerima dan ada saatnya seseorang akan melepaskan. Pemahaman ini tidak hanya berlaku pada harta saja tetapi berlaku untuk hampir semua elemen kehidupan.

Hanya saja bagaimana hukum tentang memberi ( melepaskan ) dan menerima menurut Al Kitab dan menurut Al Qur'an ? berdasarkan hasil pengamatan kami terdapat perbedaan yang sangat mencolok dan bagi kami secara pribadi kami lebih pas dengan pengertian menurut Al Kitab daripada pemahaman menurut Al Qur'an. Menurut kami buat apa kebaikan kita di tunjuk tunjukkan kepada orang banyak , bagi kami lebih baik tidak ada seorangpun yang tahu kalau kita telah berbuat baik, karena keyakinan kami adalah Allah itu Maha Tahu. Perbuatan menunjukkan kepada orang banyak atas perbuatan baik kita itu sama dengan Ahli Ahli Taurat dan Kaum Farisi. Matius 6:4 Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu." 
II Korintus 9:7 Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.

Apapun alasannya bahwa menunjukkan segala perbuatan baik kepada orang lain walaupun dengan maksud agar orang itu meniru ( Al Baqarah 271 ) itu adalah perbuatan yang tidak berkenan kepada Allah. Hal demikian adalah golongan orang munafik ( Matius 6 : 2 ) dilakukan oleh Ahli ahli Taurat dan Kaum Farisi; Untuk itu hendaknya hidup keagamaanmu harus lebih dari Ahli Taurat dan Kaum Farisi ( Matius 5 : 25 ). Hal ini menunjukkan bahwa paham paham dalam Al Qur'an itu masih menerapkan paham Ahli Taurat dan Kaum Farisi. Padahal dengan jelas bahwa Yesus sangat tidak setuju dengan sikap dan perbuatan Ahli Taurat. Tetapi Al Qur'an meniru sikap dan perilaku Ahli Taurat dan Kaum Farisi. Alkitab mempertegas hal itu dalam Matius 23:13. " Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, karena kamu menutup pintu-pintu Kerajaan Sorga di depan orang. Sebab kamu sendiri tidak masuk dan kamu merintangi mereka yang berusaha untuk masuk. "

Alasan dan pertimbangan kami mengapa hal memberi dan menerima ( menerima dan melepaskan ) lebih condong pada pengertian dari Al Kitab kami ulas menurut fakta dan bukti bukti sebagai berikut :
Sebelum membahas lebih lanjut kami akan mencoba menganalisa dilihat dari sudut pandang Al Kitab dan sudut pandang Al Qur'an.


A. Dilihat dari sudut pandang Al Kitab
Memberi Sedekah Menurut Al Kitab
Yesus mengajarkan kepada manusia untuk memberikan sedekah seperti yang tertulis dalam Matius 6 : 1 - 4 sebagai berikut :
1. "Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga.
Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.
3 Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu.
4 Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."

Tidak hanya ayat ayat tersebut diatas saja tetapi dibawah ini kami akan mencoba mencari dari ayat ayat lainnya sebagai berikut :

Roma 11:35 Atau siapakah yang pernah memberikan sesuatu kepada-Nya, sehingga Ia harus menggantikannya?

Roma 12:8 jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita.

Roma 12:10 Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat.

Roma 12:13 Bantulah dalam kekurangan orang-orang kudus dan usahakanlah dirimu untuk selalu memberikan tumpangan !

Matius 5:47 Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allahpun berbuat demikian?

Matius 7:6 "Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu."

Matius 7:9 -11 Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya."

Matius 14:16 Tetapi Yesus berkata kepada mereka: "Tidak perlu mereka pergi, kamu harus memberi mereka makan."

Matius 20 :28 sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."

Matius 25:35 -36 Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku.

I Korintus 3:6 -7 Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan. Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan.

I Korintus 12:9 - 11 Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu.Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.

I Korintus 12:18 Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota, masing-masing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya. ( bdk I Kor. 15 : 38 )

II Korintus 8:5 Mereka memberikan lebih banyak dari pada yang kami harapkan. Mereka memberikan diri mereka, pertama-tama kepada Allah, kemudian oleh karena kehendak Allah juga kepada kami.

II Korintus 8:12 Sebab jika kamu rela untuk memberi, maka pemberianmu akan diterima, kalau pemberianmu itu berdasarkan apa yang ada padamu, bukan berdasarkan apa yang tidak ada padamu.

II Korintus 9:7 Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.

II Korintus 9:9 Seperti ada tertulis: "Ia membagi-bagikan, Ia memberikan kepada orang miskin, kebenaran-Nya tetap untuk selamanya."

Markus 12:41 - 44 Pada suatu kali Yesus duduk menghadapi peti persembahan dan memperhatikan bagaimana orang banyak memasukkan uang ke dalam peti itu. Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar.Lalu datanglah seorang janda yang miskin dan ia memasukkan dua peser, yaitu satu duit.
Maka dipanggil-Nya murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya."

Lukas 9:1. Maka Yesus memanggil kedua belas murid-Nya, lalu memberikan tenaga dan kuasa kepada mereka untuk menguasai setan-setan dan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit.
Sebenarnya masih banyak ayat ayat terkait dengan perihal menerima dan memberi ( menerima dan melepaskan ). Tetapi menurut kami ayat ayat Al Kitab seperti tersebut diatas sudah mewakili beberapa hal terkait topik kita.


B. Dilihat dari Sudut Pandang Al Qur'an
Al Baqarah 271.
Jika kamu menampakkan sedekah(mu)[172], maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya[173] dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
[172]. Menampakkan sedekah dengan tujuan supaya dicontoh orang lain.
[173]. Menyembunyikan sedekah itu lebih baik dari menampakkannya, karena menampakkan itu dapat menimbulkan riya pada diri si pemberi dan dapat pula menyakitkan hati orang yang diberi.

Al Baqarah 276.
Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah[177]. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa[178].
[177]. Yang dimaksud dengan memusnahkan riba ialah memusnahkan harta itu atau meniadakan berkahnya. Dan yang dimaksud dengan menyuburkan sedekah ialah memperkembangkan harta yang telah dikeluarkan sedekahnya atau melipat gandakan berkahnya.
[178]. Maksudnya ialah orang-orang yang menghalalkan riba dan tetap melakukannya.

Al Baqarah 263.
Perkataan yang baik dan pemberian maaf[167] lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.
Catatan kaki.
[167]. Perkataan yang baik maksudnya menolak dengan cara yang baik, dan maksud pemberian ma'af ialah mema'afkan tingkah laku yang kurang sopan dari si penerima.

Al Mu'minuun 60. Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka[1008],
[1008]. Maksudnya: karena tahu bahwa mereka akan kembali kepada Tuhan untuk dihisab, maka mereka khawatir kalau-kalau pemberian-pemberian (sedekah-sedekah) yang mereka berikan, dan amal ibadah yang mereka kerjakan itu tidak diterima Tuhan

An Nisaa' 114. Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keredhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.

At Taubah 79. (Orang-orang munafik itu) yaitu orang-orang yang mencela orang-orang mukmin yang memberi sedekah dengan sukarela dan (mencela) orang-orang yang tidak memperoleh (untuk disedekahkan) selain sekedar kesanggupannya, maka orang-orang munafik itu menghina mereka. Allah akan membalas penghinaan mereka itu, dan untuk mereka azab yang pedih. 

Ibrahim 31. Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku yang telah beriman: "Hendaklah mereka mendirikan shalat, menafkahkan sebahagian rezki yang Kami berikan kepada mereka secara sembunyi ataupun terang-terangan sebelum datang hari (kiamat) yang pada bari itu tidak ada jual beli dan persahabatan[790].
[790]. Maksudnya: pada hari kiamat itu tidak ada penebusan dosa dan pertolongan sahabat, lihat juga surat Al Baqarah ayat 254.

An Nisaa' 114. Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keredhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.

Ibrahim 31. Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku yang telah beriman: "Hendaklah mereka mendirikan shalat, menafkahkan sebahagian rezki yang Kami berikan kepada mereka secara sembunyi ataupun terang-terangan sebelum datang hari (kiamat) yang pada bari itu tidak ada jual beli dan persahabatan[790].
[790]. Maksudnya: pada hari kiamat itu tidak ada penebusan dosa dan pertolongan sahabat, lihat juga surat Al Baqarah ayat 254.

Al Mujaadilah 12. Hai orang-orang beriman, apabila kamu mengadakan pembicaraan khusus dengan Rasul hendaklah kamu mengeluarkan sedekah (kepada orang miskin) sebelum pembicaraan itu. Yang demikian itu lebih baik bagimu dan lebih bersih; jika kamu tidak memperoleh (yang akan disedekahkan) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Al Mujaadilah 13. Apakah kamu takut akan (menjadi miskin) karena kamu memberikan sedekah sebelum mengadakan pembicaraan dengan Rasul? Maka jika kamu tiada memperbuatnya dan Allah telah memberi taubat kepadamu maka dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

An Nuur 22. Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka mema'afkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang[1032],
[1032]. Ayat ini berhubungan dengan sumpah Abu Bakar r.a. bahwa dia tidak akan memberi apa-apa kepada kerabatnya ataupun orang lain yang terlibat dalam menyiarkan berita bohong tentang diri 'Aisyah. Maka turunlah ayat ini melarang beliau melaksanakan sumpahnya itu dan menyuruh mema'afkan dan berlapang dada terhadap mereka sesudah mendapat hukuman atas perbuatan mereka itu.


Memberi dan Menerima Menurut Al Kitab dan Al Qur'an
Setelah membandingkan ayat ayat yang terdapat dalam Al Kitab dan Al Qur'an seperti tersebut diatas terkait dengan perihal memberi dan menerima ?. Kami berharap anda bisa mencari ayat ayat yang lain, karena sebenarnya masih banyak ayat ayat yang lain, karena menurut kami terdapat kemiripan maka tidak kami cantumkan.
Dengan mempelajari ayat ayat dari Kitab yang berbeda tersebut, apa yang bisa anda peroleh ? Secara garis besar keduanya mengajarkan tentang bagaimana seharusnya kita membantu ( memberi / bersedekah ) itu dengan hati yang iklas dan hati yang tulus. Karena Allah itu maha mengetahui, dan Allah lebih melihat hati bukan seberapa besar dan seberapa berjasanya manusia.

Alkitab mengajarkan agar manusia, jangan kamu melakukan kewajiban agama di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga. ( Matius 6 : 1 ) tetapi sebaliknya bagi Al Qur'an. Seperti yang tertulis dalam Al Baqarah 271. Jika kamu menampakkan sedekah(mu)[172], maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya[173] dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Catatan kaki "
[172]. Menampakkan sedekah dengan tujuan supaya dicontoh orang lain.
[173]. Menyembunyikan sedekah itu lebih baik dari menampakkannya, karena menampakkan itu dapat menimbulkan riya pada diri si pemberi dan dapat pula menyakitkan hati orang yang diberi.

Al Baqarah 271 kita bandingkan dengan perilaku dan sikap Ahli Ahli Taurat dan Kaum Farisi dalam Alkitab. Mereka bersikap seperti ayat Al Baqarah 271. Sebenarnya ayat Al Baqarah 271 yang meniru karena Al Qur'an baru ada pada sekitar 650 M sedangkan sikap Ahli Ahli Taurat dan Kaum Farisi seperti dalam Alkitab telah ada jauh sebelum ada Al Qur'an. Justru sikap dan perilaku Ahli Ahli Taurat dan Kaum Farisi yang di tentang keras oleh Yesus Kristus, mereka sering menunjukkan kepada orang banyak bahwa Ahli Taurat dan Kaum Farisi adalah orang yang saleh, mereka sering berdoa dalam waktu yang sangat lama di tempat tempat keramaian agar di puji oleh orang banyak. Dan jika mereka berpuasa maka orang banyak akan mengetahui kalau mereka sedang berpuasa, Bahkan sikap mereka itu dilakukan seperti pada Al Baqarah 271 yaitu agar orang lain bisa mencontoh dan meniru cara mereka. Tetapi apa yang dilakukan Ahli Taurat dan Kaum Farisi ditentang oleh Yesus Kristus seperti yang tertulis dalam Matius 23:13. " Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, karena kamu menutup pintu-pintu Kerajaan Sorga di depan orang. Sebab kamu sendiri tidak masuk dan kamu merintangi mereka yang berusaha untuk masuk.

Yesus mengajarkan agar hidup keagamaan kita harus lebih dari Ahli Taurat dan Kaum Farisi ( Matius 5 : 25 ), lebih dalam artian yang sebenarnya yaitu harus lebih baik, dengan lebih tulus dan tidak berpura pura. Melakukan hidup keagamaan tidak untuk kesenangan diri sendiri, tetapi semata mata ditujukan kepada Tuhan Allah. Allah Maha tahu dan jika hidup keagamaan kita kita tunjuk tunjukkan kepada orang banyak agar di puji dan dihormati manusia maka anda harus bisa lebih intropeksi diri.

Ayat Al Baqarah 271 secara tidak langsung mengatakan bahwa Al Qur'an sepakat dengan sikap dan perilaku Ahli Taurat dan Kaum Farisi, dimana hal tersebut justru di tentang keras oleh Yesus Kristus.
Sebuah pertanyaan adalah bagaimana mungkin kita bisa menjalankan kehidupan keagamaan melebihi Ahli Taurat dan Kaum Farisi ? sekedar informasi bahwa Ahli Taurta dan Kaum Farisi sangat sungguh sungguh dalam melakukan kegiatan keagamaan.Mereka melakukan seluruh hukum dan peraturan dalam kitab Taurat mereka patuhi dengan mutlak. ( Matius 15 : 2 ), bahkan dari hal hal yang sepele mereka taati. Mereka hafal seluruh isi Taurat dan kitab kitab, tetapi ada satu hal yang justru menjerumuskan mereka. Yaitu dalam melakukan kehidupan keagamaan mereka lebih fokus pada diri mereka sendiri, lebih dominan " Sang Aku " manusia daripada Tuhan. Mereka lebih berpegang pada adat istiadat nenek moyang mereka. Sedangkan Kaum Farisi adalah suatu golongan dari para rabi dan ahli taurat yang sangat berpengaruh.

Apa yang diajarkan oleh Yesus Kristus adalah bagaimana hidup keagamaan yang benar di hadapan Allah, yaitu dengan lebih mengandalkan Allah dalam segala segi kehidupan. Dengan mengandalkan Allah maka kita telah lebih mengutamakan Allah , lebih menyerahkan hidup dan kehidupan kita hanya kepada Allah. Dengan demikian hubungan Allah dan manusia bisa terjalin dengan baik. Dimana ada Allah disitu kita juga berada. Seperti yang juga diajarkan oleh Yesus Kristus tentang kepribadian Allah seperti yang tertulis dalam :

Yohanes 12
12:45 dan barangsiapa melihat Aku, ia melihat Dia, yang telah mengutus Aku.

Yohanes 14
14:9 Kata Yesus kepadanya: "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami.

Ayat tersebut diatas mengajarkan kepada kita agar kita senantiasa menjalin hubungan dengan Allah. Sebenarnya perkataan Yesus itu mengajarkan kepada kita bagaimana beribadah yang benar, yaitu menghadirkan Allah dalam setiap hidup dan kehidupan kita.

Yohanes 20:29 Kata Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."

Matius 11:28 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.

Yohanes 4:36 Sekarang juga penuai telah menerima upahnya dan ia mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal, sehingga penabur dan penuai sama-sama bersukacita.
Semoga bermanfaat bagi anda



Salam,


Dwi Hartoyo, SP
Share on Google Plus

About Restsindo

0 comments:

Post a Comment